Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Klaim Kuasai Pertempuran di Kharkiv 

Bendera Ukraina. (Unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Kamis (16/5/2024), mengatakan pertempuran di Kharkiv saat ini masih di bawah kendali milternya. Hal itu disampaikan setelah militer mengklaim berhasil menghentikan kemajuan Rusia.

Serangan darat besar-besaran ke wilayah tersebut dilancarkan pada pekan lalu. Gubernur Kharkiv, Oleg Synegubov, mengatakan invasi terbaru itu membuat 9 ribu orang harus dievakuasi.

1. Pasukan Ukraina cegah kota ditembus lebih jauh

Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Specna Arms)

Dilansir Al Jazeera, pernyataan Zelenskyy atas situasi di Kharkiv muncul saat melakukan perjalanan ke wilayah itu. Dia menerima laporan keadaan yang terjadi dari komandan militer.

“Situasi di wilayah Kharkiv secara umum terkendali, dan tentara kami menimbulkan kerugian besar bagi pihak penjajah. Namun, wilayah tersebut masih sangat sulit,” katanya.

“Situasi di sektor Kharkiv masih rumit, tapi berkembang secara dinamis. Pasukan pertahanan kami telah menstabilkan sebagian situasi. Kemajuan musuh di zona dan daerah tertentu telah terhenti,” kata Nazar Voloshin, juru bicara militer Ukraina.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan, militer telah berhasil mencegah rencana untuk menembus lebih jauh ke kota Vovchansk, yang berjarak 5 km dari perbatasan. Rusia telah melancarkan serangan ke wilayah tersebut pada Jumat pekan lalu.

Namun, laporan kemajuan Ukraina dibantah oleh pejabat Rusia Vitaly Ganchev, yang mengatakan pasukan sedang mendekati desa Lyptsi, terletak di salah satu jalur jalan utama menuju Kharkiv.

“Orang-orang kita sudah berada di pinggiran. Pekerjaan mulai membebaskannya, penerbangan dan artileri terus bekerja, mereka tidak berhenti," ujarnya.

2. Kemajuan yang dibuat Rusia

Bendera Rusia. (Pixabay.com/betexion)

Dilansir BBC, data dari Institute for the Study of War menunjukkan, Rusia berhasil merebut 278 km persegi wilayah Ukraina antara tanggal 9 hingga 15 Mei. Pencapaian ini merupakan perolehan teritorial terbesar yang dilakukan dalam satu operasi sejak pertengahan Desember 2022.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pasukannya bergerak maju di semua lini. Analis militer mengatakan Moskow mungkin mencoba memaksa Ukraina untuk mengalihkan pasukannya dari titik-titik rawan lainnya.

Pada Kamis, komandan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Christopher Cavoli  menyebut Rusia tidak memiliki pasukan yang cukup di lapangan untuk membuat terobosan besar.

“Saya telah melakukan kontak sangat dekat dengan rekan-rekan kami di Ukraina dan saya yakin mereka akan menjaga garis,” kata Cavoli.

Namun, peningkatan serangan di berbagai bidang telah memperlihatkan kekurangan amunisi dan tenaga kerja yang akut yang mempengaruhi militer Ukraina.

3. Tentara Rusia dituduh bunuh warga sipil

Ilustrasi personel militer. (Pexels.com/Pixabay)

Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, menuduh musuhya telah menahan dan membunuh warga sipil di Vovchansk ketika mereka mencoba untuk merebut wilayah.

“Menurut laporan intelijen, militer Rusia, yang berusaha mendapatkan pijakan di kota, tidak mengizinkan warga untuk mengungsi. Mereka mulai menculik orang dan membawa mereka ke ruang bawah tanah. Salah satu penduduk Vovchansk mencoba melarikan diri dengan berjalan kaki, menolak mengikuti perintah penjajah, dan dibunuh oleh Rusia,” katanya.

Rusia dituduh mengeksekusi warga sipil di beberapa wilayah yang dikuasai sejak invasi Februari 2022. Pada April 2022, puluhan mayat warga sipil, beberapa dengan tangan terikat, ditemukan di Bucha, pinggiran kota Kiev setelah dikuasai selama sebulan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us