Anies Janji akan Jaga Amanah Publik yang Telah Coblos Paslon 01

Jakarta, IDN Times - Capres nomor urut satu, Anies Baswedan berjanji tidak akan mengkhianati amanat dari puluhan juta pemilih yang telah mencoblos paslon AMIN. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku salut kepada para pemilih lantaran tetap teguh memilih paslon nomor urut satu di tengah guyuran imbalan yang luar biasa.
"Para pemilih 01 bukan hanya memilih tetapi mereka juga tahan terhadap tekanan dan tabah dengan iming-iming imbalan. Ini adalah suatu ketabahan yang luar biasa karena itu kepada semua yang sudah memilih (paslon) 01, kami akan jaga amanatnya. Kami akan terus berjuang bersama," ujar Anies di Jakarta Selatan pada Selasa (20/2/2024).
Ia pun turut menyampaikan rasa terima kasih kepada warga yang telah memilih mereka. Sebab, mereka tahan terhadap tekanan yang mengadang.
Berdasarkan penghitungan konkret (real count) yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari ini, ada 24,1 juta orang yang memilih paslon AMIN. Jumlah pemilih AMIN lebih tinggi dibandingkan paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Pernyataan Anies itu seolah ingin memberikan kepastian kepada publik bahwa kepercayaan mereka tidak akan dikhianati. Apalagi Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Minggu malam kemarin mengundang Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh untuk santap malam. NasDem merupakan salah satu partai utama pengusung Anies.
Pemilih Anies merasa khawatir pada ujungnya NasDem akan ikut merapat ke pemerintahan. Padahal, selama ini parpol dengan nuasana biru itu kerap membawa jargon perubahan.
1. Anies yakin parpol pengusung tetap solid di jalan perubahan

Lebih lanjut, Anies menilai bahwa Ketum Partai NasDem, Surya Paloh tetap akan berada di jalur perubahan. Salah satu indikasinya pertemuan Jokowi dan Surya tercium oleh media di hari yang sama keduanya santap malam.
"Kalau pertemuan itu terdengar media dua atau tiga hari sesudahnya, itu baru (dianggap) serius. Tapi, belum kejadian sudah ramai, itu berarti tontonan aja (santap malam) itu," ujar Anies kepada media.
Ia pun juga memastikan selain NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih di rel perubahan. Paslon AMIN, kata Anies, masih terus bersama.
"Memang kami tidak selamanya muncul di media. Karena memang bukan hari kampanye. Kalau kampanye memang ada kegiatan-kegiatan terbuka. Tapi, pertemuan-pertmuan jalan terus. Lalu, partai koalisi masih solid, sesolid-solidnya," tutur dia lagi.
2. Cak Imin bantah sudah diundang oleh Jokowi ke Istana

Sementara, ketika ditanyakan apakah Istana sudah melayangkan undangan, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar mengaku belum diundang. "Undangannya mana?" tanya pria yang akrab disapa Cak Imin itu.
Senada dengan Anies, Cak Imin juga meminta publik agar tidak buru-buru menyimpulkan hasil Pemilu 2024. Sebab, KPU belum mengumumkan hasil akhir penghitungan resmi.
"Jangan disimpulkan, kita sedang proses. Tunggu nanti hasil akhir. Kalau kita yang menang justru kita ada di jalur pemeirntahan," kata dia.
3. Partai pengusung capres tengah dirangkul agar gabung ke pemerintahan Prabowo

Sementara, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai semua parpol pengusung capres berpeluang besar untuk bergabung ke pemerintahan yang akan dibentuk oleh Prabowo-Gibran. Sebab, budaya politik di Tanah Air menunjukkan jarang ada parpol yang tahan menjadi oposisi.
"Saya menduga semua partai pasti tergoda untuk bergabung ke koalisi pemerintah Prabowo ini. Karena memang menjadi oposisi tidak ada yang tahan. Kan kalau mau menjadi oposisi akan kere, gak ada duit, gak dapat proyek. Kedua, berpotensi dikerjai secara hukum oleh penguasa. Bisa saja dipanggil bolak-balik ke Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau kepolisian," ujar Pangi ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Selasa malam kemarin.
Ia juga menduga kuat alasan Jokowi mengundang Surya Paloh dalam santap malam untuk meminta agar NasDem membujuk parpol lain di koalisi agar nantinya bersedia bergabung ke pemerintahan. Menurut Pangi, strategi itu digunakan untuk mengimbangi kekuatan PDI Perjuangan yang berpotensi besar akan mengambil jalan oposisi.