Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Daftar Kerugian Jika Pabrik Tempe Ditutup Selama Asian Games 2018

IDN Times/Vanny El Rahman

Jakarta, IDN Times- Pelaku industri kedelai rumahan menolak tegas wacana Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno untuk menghentikan produksi tempe atau tahu selama Asian Games 2018 berlangsung. Menurut Sandi, sapaan akrabnya, upaya tersebut bisa mengurangi limbah di Kali Item sehingga bau busuknya berkurang.

Mukromin adalah salah satu perajin tempe yang menolak gagasan di atas. Baginya, hal itu sangat merugikan banyak pihak serta mengancam mata pencaharian ribuan orang.

"Ya tentu dipermasalahkan oleh kami tukang tempe. Kayaknya gak mungkin produksinya dihentikan karena ini mata pencaharian utama kami," terang Mukromin di pabrik tempe miliknya yang berlokasi di Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/7).

Lebih lanjut, ia membeberkan sejumlah kerugian yang dirasa bila wacana tersebut direalisasikan. Apa saja sih?

1. Kerugian sedikitnya Rp21 juta

Pabrik Tempe Kali Item. IDN Times/Vanny El Rahman

Mukromin menjelaskan, dengan 14 pekerjanya, ia bisa mengolah dua karung kedelai menjadi tempe. Setiap harinya, pria berusia 39 tahun ini mampu mengantongi paling sedikit Rp1,5 juta.

"Satu karungnya kan 50 kilo, ya seharinya dengan 100 kg bisa dapat Rp1,5 juta lah. Jadinya kalau selama Asian Games diminta berhenti bisa rugi sampai Rp21 juta lebih," kata pria yang sudah berkecimpung di dunia industri rumahan sejak 2002.

Asumsi kerugian diperkirakan lebih karena produksinya bisa saja dihentikan beberapa hari sebelum pembukaan atau sebelum 18 Agustus 2018.

2. Tahu dan tempe bisa mengalami kenaikan harga

IDN Times/Vanny El Rahman

Di sekitar Kemayoran, meski Mukromin tidak bisa menyebut angka pastinya, ia memastikan bahwa di sana terdapat ratusan industri kedelai rumahan dan ribuan pekerjanya.

Bila seluruhnya dihentikan, ia mempertanyakan persediaan tahu dan tempe selama dua pekan perhelatan olahraga terbesar se-Asia itu.

"Nanti tahu tempenya dari mana mas? Persediaan kurang harganya bisa naik," tambahnya.

3. Bisa memicu kenaikan harga daging

IDN Times/Vanny El Rahman

Dampak lainnya, terang Mukromin, adalah kenaikan harga daging. Hal ini dikatakannya karena kulit kedelai yang sudah tidak lagi diolah bisa menjadi penggemuk ternak alami.

"Kulitnya itu gak dibuang, itu bisa buat pakan ternak. Setiap harinya peternak ngambilin itu (kulit). Kami kasih gratis aja, bagus itu buat gemukin sapi," papar dia.

Karenanya, bila produksi tempe dihentikan, para peternak akan mengeluarkan biaya untuk mencari alternatif kulit kedelai. Tidak menutup kemungkinan harga daging bisa meroket.

4. Belum ada tawaran kompensasi dari pemerintah

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Tidak hanya dihentikan selama Asian Games, Sandi bahkan berencana untuk menutupnya secara permanen.

Terkait hal itu, Mukromin mengaku belum ada tawaran dari pemerintah untuk mengganti keuntungan produksi selama dua pekan lebih apabila Pemerintah Provinsi (Pemprov) benar-benar menutupnya.

"Belum ada tawaran kompensasi dari pemerintah. Sekalinya ada juga saya yakin pada gak mau, karena angkanya pasti gak sesuai," ujarnya.

5. Ribuan pekerja terancam menganggur

IDN Times/Vanny El Rahman

Menurut Mukromin, sebagian pabrik yang masih aktif hingga saat ini merupakan bisnis keluarga yang telah berdiri sejak 1970-an.

Saat ditanya kepada salah satu pekerja, dia mengatakan tidak punya bayangan untuk bekerja sebagai apa selain membuat tempe.

"Ya sehari-harinya begini mas kerjanya, turun-temurun. Gak tau deh jadi apa kalau ini dihentiin," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Kali Sentiong alias Kali Item tengah menjadi perbincangan dunia. Bau busuk dan warna hitam pekatnya bisa memperburuk citra Indonesia di mata dunia. Sebab, jarak antara Kali Item dengan Wisma Atlet Kemayoran hanya beberapa meter.

Beberapa pihak menduga, termasuk Pemprov DKI, bau busuk disebabkan limbah olahan tahu dan tempe yang dibuang ke kali itu. Atas dasar itulah Wagub Sandi berencana menghentikan produksi tahu serta tempe untuk sementara atau bahkan untuk selamanya. 

Jadi, kalian setujukah dengan wacana ini?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us