Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Istana: 140 UMKM Jadi Pemasok Makan Bergizi Gratis

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melibatkan 140 UMKM sebagai rantai pasok dan akan terus bertambah
  • Tidak ada pungutan biaya dalam proses pendaftaran mitra kerja, informasi lengkap dapat diakses di situs resmi bgn.go.id
  • Target program MBG menyentuh 3 juta penerima manfaat hingga Maret 2025, dengan alokasi anggaran Rp71 triliun dari APBN 2025

Jakarta, IDN Times - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyatakan, sebanyak 140 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terlibat dalam rantai pasok program Makan Bergizi Gratis. Adapun, program ini termasuk dalam janji politik Presiden Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024). 

Hasan menyebutkan, jumlah UMKM yang akan terlibat sebagai rantai pasok program MBG diproyeksikan akan terus bertambah.

Dia juga mengatakan, ada ribuan UMKM, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) lain yang sudah mendaftar untuk ikut terlibat dalam program ini.

"Saat ini, 140 UMKM telah terlibat dalam rantai pasok program MBG, dan jumlah tersebut diproyeksikan akan terus bertambah. Ribuan UMKM, koperasi, dan BUMDes lainnya telah mendaftar dan tengah melalui proses evaluasi," kata Hasan Nasbi dalam keterangan resmi, di Jakarta, Minggu (5/1/2024).

1. Pemerintah pastikan tak ada pungutan biaya

Uji coba program makan bergizi gratis (MBG). (IDN Times/Larasati Rey)

Hasan juga memastikan, tidak ada pungutan biaya dalam proses pendaftaran mitra kerja. Adapun, informasi lengkap mengenai persyaratan kerja sama dan registrasi dapat diakses melalui sistem pendaftaran satu pintu di situs resmi bgn.go.id.

Pemerintah meyakini geliat perekonomian lokal dipastikan bergerak secara signifikan ke arah lebih baik, sebab program MBG melibatkan para petani, peternak, dan UMKM setempat. Kolaborasi multisektor untuk program MBG ini diharapkan banyak terjadi.

Hasan menyampaikan, unit-unit usaha di daerah bisa berjalan, seperti koperasi, BUMDes, kopontren, dan lain-lain. Semuanya memiliki target untuk memastikan anak Indonesia tumbuh berkualitas unggul menuju Indonesia Emas 2024.

“Selain untuk penerima manfaat, program MBG juga akan menjadi penggerak ekonomi yang luar biasa. Diharapkan seluruh pihak yang terlibat bisa mendapatkan manfaat yang positif dari program ini,” kata dia.

2. Targetkan 3 juta penerima manfaat selama Januari-Maret

Uji coba program makan gratis (IDN Times/Larasati Rey)

Selama Januari hingga Maret 2025, diharapkan program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat, yang terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025.

“Angka ini terus bertambah secara bertahap, hingga tahun 2029 target 82,9 juta penerima manfaat dapat terpenuhi,” kata dia.

Adapun, pemerintah menggelontorkan sebanyak Rp71 triliun dari APBN 2025 untuk menyukseskan Program MBG.

Program ini dirancang untuk memberikan asupan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta peserta didik di seluruh jenjang pendidikan mulai dari prasekolah, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah, baik umum, kejuruan, maupun keagamaan.

3. DPR wanti-wanti oknum-oknum yang manfaatkan program MBG

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB Zainul Munasichin mewanti-wanti soal oknum yang manfaatkan program MBG. (Dok. Humas PKB)

Terpisah, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB Zainul Munasichin mewanti-wanti pemerintah untuk menertibkan oknum-oknum yang memanfaatkan Program MBG secara ilegal.

Zainul mengatakan, program MBG merupakan program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang banyak dinanti oleh masyarakat luas.

"Catatan kami terkait dengan praktik oknum-oknum di bawah yang mengatasnamakan program MBG yang mulai ada korban seperti perusahaan catering, pungli dan segala macam, itu kita minta tolong itu ditertibkan dan diantisipasi," kata Zainul.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
Dwifantya Aquina
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us