Prabowo Akui Komunikasi Pemerintah Belum Baik: Saya yang Salah

- Prabowo mengakui kurangnya komunikasi pemerintah sebagai kesalahannya
- Dia menyoroti kekeliruan beberapa tokoh di pemerintahan, banyak jajarannya yang baru
- Prabowo berharap akan ada perbaikan dalam gaya komunikasi pemerintahannya
Jakarta, IDN Times - Presiden RI, Prabowo Subianto mengakui komunikasi di pemerintahannya masih kurang baik. Ia menyebut, kekurangan tersebut sebagai kesalahannya.
Ia menjelaskan, selama ini berfokus dan berupaya bekerja nyata untuk rakyat. Namun, ia mengaku cenderung lalai dalam memperhatikan komunikasi publik.
"Komunikasi kurang baik itu sebetulnya saya anggap itu saya yang bersalah, karena fokus kita deliver, kerja, rakyat menunggu, apa keputusan (pemerintah). 'Pak ini utang, para petani, nelayan utang lama, dia nggak bisa pinjam lagi'. (Saya minta) selesaikan, hapus utang itu. Jadi banyak masalah yang akhirnya harus saya selesaikan. Tapi ya kita keluarkan keputusan-keputusan cepat, sehingga saya liat, saya cukup bangga dengan apa yang kita capai dalam 150 hari," kata dia saat berbincang dengan sejumlah pemimpin redaksi di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
1. Soroti masalah salah ucap

Prabowo secara khusus menyoroti sejumlah tokoh di pemerintahan yang keliru dalam menanggapi masalah. Salah satunya yang paling disorot ialah Kepala Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi yang menyarankan agar kepala babi yang digunakan untuk meneror Tempo lebih baik dimasak.
"Masalah salah ucap, tim saya kan orang-orang baru, dalam pemerintahan. Banyak orang baru dalam pemerintahan. Sebagian menteri-menteri yang senior ada yang dari kabinet lama, tapi banyak yang baru. Jadi mungkin kurang waspada, hati-hati dalam mengucap, saya kira itu yang bisa saya jelaskan," tutur Prabowo.
2. Prabowo berupaya perbaiki komunikasi

Dalam kesempatan itu, Prabowo mengatakan, pemerintahan di eranya berupaya ingin kerja nyata untuk rakyat. Harapannya masyarakat bisa merasakan dampak langsung dari pemerintah.
Ia tak memungkiri, kurang memperhatikan komunikasi pemerintah terhadap publik. Prabowo pun mengakui hak tersebut sebagai kesalahan dalam pemerintahannya.
Namun, Ketua Umum Partai Gerindra itu pun menegaskan akan memperbaiki gaya komunikasi pemerintahannya.
"Itu akhirnya, tim saya semua juga kurang (memperhatikan), karena kita waktu itu yakin kalau kita bisa deliver dengan baik, dengan cepat, kendalikan harga, rakyat merasakan, mereka akan percaya sama kita. Ternyata, itu makanya saya anggap itu salah saya, saya tidak terlalu (fokus) ya, kalau anda perhatikan ke mana-mana saya pergi tidak ada wartawan yang embedded sama saya dan sebagainya, karena pendekatan saya waktu itu adalah kerja dan evidence," tutur Prabowo.
"Kalau saya bisa bikin ini, pasti orang menilai dengan obyektif, ternyata tidak seperti itu, politik adalah persepsi. Dan kadang-kadang kekuatan tertentu apapun yang kita buat pasti dinarasikan tidak baik, karena itu saya mau perbaiki itu," lanjut dia.
3. Prabowo bahas beragam isu bareng pemimpin media hingga 3,5 jam

Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan sejumlah pemimpin media di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, pada Minggu (6/4).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis; Pemimpin Redaksi tvOne, Lalu Mara Satriawangsa; Founder Narasi, Najwa Shihab; Pemimpin Redaksi Detikcom, Alfito Deannova.Kemudian ada News Anchor TVRI, Valerina Daniel; Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Sutta Dharmasaputra; dan Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar, Retno Pinasti.
Pertemuan yang berlangsung selama 3,5 jam sejak pukul 09.00 WIB itu diisi dengan diskusi mengenai berbagai isu dan kebijakan strategis terkini.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo menyampaikan pertemuan Presiden Prabowo dengan para pemimpin media berlangsung dengan baik.
Dia menilai Presiden menunjukkan sikap terbuka dengan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan secara langsung dan jelas. Angga menekankan sikap Prabowo dalam forum tersebut membuktikan pemerintah tidak alergi terhadap kritik.
"Ini kan Presiden membuktikan bahwa beliau tidak antikritik ya. Kedua, beliau terbuka," ujarnya.