Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sekolah hingga Rumah Sakit, Melihat Bangunan Belanda di Lamongan

Bangunan sekolah Belanda yang kini menjadi bangunan SMPN 1 Lamongan. IDN Times/Imron

Lamongan, IDN Times - Belanda yang menjajah Indonesia selama 350 tahun atau 3,5 abad meninggalkan banyak bangunan, tak terkecuali di Kabupaten Lamongan. Bangunan-bangunan yang dulunya dijadikan sebagai pusat pemerintahan Belanda itu pun kini masih bisa dijumpai dibeberapa sudut kota di Lamongan. 

Meski sudah berusia puluhan tahun, bangunan yang menyimpan banyak sejarah itu masih bisa digunakan. Berikut IDN Times rangkum bangunan peninggalan Belanda di Lamongan.

1. Bangunan Belanda yang masih utuh adalah Sekolah Panggung SMP Negeri 1 Lamongan

Bangunan sekolah Belanda yang kini menjadi bangunan SMPN 1 Lamongan. IDN Times/Imron

Bangunan peninggalan Belanda yang masih utuh di Lamongan yang pertama adalah Hollandsch Inlandsche School (HIS) atau yang sekarang dikenal sekolah panggung SMP Negeri 1 Lamongan. Bangunan ini dulunya adalah sekolah milik Belanda sewaktu menguasai Indonesia. Sekolah ini dulunya hanya diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia yang memiliki garis keturunan bangsawan dan anak orang Belanda. Kepala SMPN 1 Lamongan, Khoirul Anam mengatakan bahwa sekolah ini sendiri didirikan sekitar tahun 1924.

2. Sudah terdaftar sebagai cagar budaya di Provinsi Jatim

Bangunan sekolah Belanda yang kini menjadi bangunan SMPN 1 Lamongan. IDN Times/Imron

Bangunan ini beberapa kali mengalami renovasi di bagian atap dan depan ruangan kelas. Meski telah direnovasi, namun bangunan aslinya tidak. Bangunan yang memiliki 7 lokal kelas tersebut masih berdiri kokoh seperti semula dengan beberapa tiang penyangga yang terbuat dari bahan kayu jati.

"Jadi masih sama bangunan ini juga kita fungsikan sebagai sekolah dan bangunan ini pernah mengalami renovasi tapi untuk bangunannya masih asli mas," kata Kepala SMPN 1 Lamongan Khoirul Anam, Kamis (17/6/2021).

Anam mengatakan, bangunan ini sudah terdaftar sebagai bangunan cagar budaya di oleh Provinsi Jatim. "Kami selalu sampaikan kepala anak-anak bahwa yang pernah menempati ruangan 7 kelas panggung ini banyak yang sudah jadi pejabat, seperti Mas Debby Kurniawan (Anggota DPRD Lamongan) dan Viva Yoga Mauladi (Anggota DPR RI)," katanya.

3. Lamongan juga memiliki bekas bangunan rumah sakit Belanda

Gedung Mapolsek Babat dulu merupakan sebuah rumah sakit milik pemerintah kolonial Belanda. IDN Times/Imron

Selain bangunan sekolah, peninggalan Belanda lain yang kini juga masih digunakan adalah yakni Rumah Sakit milik Marbrig (Mariniers Brigade atau Koninklijk Nederlandse Marine Korps). Gedung yang berada di jalan Surabaya Bojonegoro ini pun masih terawat dengan baik dan sekarang difungsikan sebagai kantor Polsek Babat.

"Banyak, ada beberapa gedung peninggalan Belanda yang masih difungsikan, di antaranya sekolah SMP Negeri 1 Lamongan dan Polsek Babat," kata Kabid Kebudayaan Disparbud Lamongan, Miftah Alamuddin

4. Ada menara air yang menjadi ikon alun-alun kota Lamongan

Menara air yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda saat ini menjadi ikon alun-alun Kota Lamongan. IDN Times/Imron

Miftah melanjutkan, bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh adalah menara air yang berada di sisi Utara alun-alun Kota Lamongan. Bangunan yang menjulang sekitar 13 meter tersebut dibangun pada tahun 1924 lalu. Pembangunan menara air sendiri bermula dari penataan ulang wilayah Karesidenan di Lamongan pada saat itu. Meski tidak Langi difungsikan sebagai menara air, namun bangunan yang berhadapan langsung dengan gedung Pemkab Lamongan itu menjadi salah satu ikon alun-alun kota Lamongan.

"Untuk perawatan, kami dari Pemkab terus melakukannya. Dan untuk bangunan-bangunan yang masih belum masuk sebagai bangunan cagar budaya masih kita lakukan inventarisasi," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us