Hamas Akur dengan Rivalnya di Palestina, Ada Andil China

- Faksi politik Palestina, Hamas dan Fatah, akhirnya mencapai perjanjian damai setelah dimediasi oleh China.
- Penandatanganan kesepakatan damai ini disaksikan oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, serta beberapa faksi kecil Palestina.
- Pertemuan di Beijing ini juga dihadiri oleh pejabat politik senior Hamas, Ismail Haniyeh, dan pejabat Fatah, Abdel Fattah Dawla.
Jakarta, IDN Times - Faksi politik Palestina, Hamas dan Fatah, akhirnya akur berkat dimediasi oleh China. Kedua pihak meneken perjanjian damai untuk mengakhiri konflik yang mengakar di Palestina sejak lama.
Dilansir CNN International, Rabu (24/7/224), pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzuk, membenarkan pihaknya telah menandatangani perjanjian upaya damai dengan Fatah dan sejumlah kelompok faksi Palestina lainnya di China. Penandatanganan kesepakatan damai ini juga disaksikan oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.
"Ini adalah perjalanan menuju kesatuan nasional. Kami komitmen untuk persatuan ini," kata Marzuk.
1. Hadir juga beberapa faksi Palestina lain
Selain Fatah dan Hamas, sejumlah faksi kecil di Palestina juga hadir dalam pertemuan yang digelar di Beijing ini.
Dilaporkan, pertemuan ini juga dihadiri oleh pejabat politik senior Hamas, Ismail Haniyeh.
2. Fatah terbuka dengan persatuan
Sementara itu, pejabat Fatah, Abdel Fattah Dawla, menegaskan kelompoknya sangat terbuka dengan persatuan.
"Kami juga mendukung penyelesaian secara damai dan menghapus semua hambatan yang menghalangi upaya damai ini," ungkapnya.
3. Berseteru sejak 2007
Hamas dan Fatah mulai tak akur sejak 2007 silam. Kedua faksi ini berebut kekuasaan dan menyebabkan Palestina terpecah. Akibatnya, Palestina jadi terbagi antara Tepi Barat dan Gaza.
Hamas menguasai keseluruhan Gaza dan Otoritas Palestina memegang Tepi Barat. Namun, kedua wilayah ini sama-sama masih di bawah pendudukan Israel.