Grandmaster Catur Didiskualifikasi Gara-gara Pakai Celana Jeans

- Magnus Carlsen didiskualifikasi dari Kejuaraan Catur Cepat Dunia karena mengenakan celana jins, melanggar aturan berpakaian FIDE.
- Carlsen menolak berganti pakaian dan ditolak untuk bermain di ronde kesembilan, menyebabkan diskualifikasinya.
- FIDE menegaskan aturan berpakaian untuk memastikan profesionalisme, meskipun insiden ini memunculkan diskusi tentang fleksibilitas aturan dalam kompetisi tingkat tinggi.
Jakarta, IDN Times - Magnus Carlsen, pecatur nomor satu dunia, kembali menjadi sorotan publik. Namun, kali ini bukan karena prestasinya di atas papan catur, melainkan akibat insiden tak terduga di Kejuaraan Catur Cepat Dunia (World Rapid and Blitz Championships). Carlsen didiskualifikasi dari turnamen bergengsi tersebut karena dianggap melanggar aturan berpakaian dengan mengenakan celana jins. Keputusan ini memicu perdebatan tentang aturan ketat dalam dunia catur profesional dan bagaimana seorang juara dunia menyikapi situasi tersebut.
1. Pelanggaran aturan berpakaian
Dilansir CBS News, Federasi Catur Internasional (FIDE) memiliki aturan berpakaian ketat yang melarang peserta mengenakan celana jins selama turnamen untuk menjaga profesionalisme. Carlsen, yang datang dari pertemuan makan siang, tidak menyadari bahwa ia masih mengenakan jins saat tiba di lokasi pertandingan. Setelah beberapa ronde, ia diberitahu bahwa pakaiannya melanggar aturan dan dikenai denda sebesar 200 dolar AS atau sekitar Rp3,2 juta. Meskipun diberi kesempatan untuk berganti pakaian, Carlsen menolak dan menawarkan untuk mengganti pakaiannya keesokan hari. Namun, permintaan ini ditolak oleh panitia.
2. Reaksi Carlsen terhadap diskualifikasi
Carlsen menganggap permintaan untuk segera berganti pakaian sebagai masalah prinsip. Ia menyatakan, "Pada saat itu, hal itu menjadi sedikit masalah prinsip bagi saya." Akibat penolakannya untuk mematuhi aturan berpakaian, ia tidak diizinkan bermain di ronde kesembilan, yang menyebabkan diskualifikasinya dari turnamen. Carlsen menegaskan bahwa ia tidak akan mengajukan banding atas keputusan tersebut dan tampak tidak terlalu terganggu oleh insiden ini.
3. Pandangan FIDE dan insiden serupa
FIDE menekankan bahwa aturan berpakaian diberlakukan untuk memastikan profesionalisme dan keadilan bagi semua peserta. Mereka menyatakan bahwa aturan ini dikomunikasikan dengan jelas sebelum setiap acara. Sebelumnya, pemain lain, Anna-Maja Kazarian, juga didenda karena melanggar aturan dengan mengenakan sepatu kets dan didenda sebesar 100 euro.
Insiden yang dialami Magnus Carlsen di Kejuaraan Catur Cepat Dunia menjadi pengingat pentingnya mematuhi aturan, tak peduli seberapa kecil atau sepele hal tersebut terlihat. Meskipun langkah Carlsen menuai pro dan kontra, diskualifikasinya menunjukkan bahwa profesionalisme tetap menjadi prioritas dalam dunia olahraga, termasuk catur. Di sisi lain, insiden ini juga memunculkan diskusi menarik tentang fleksibilitas aturan dan bagaimana menyeimbangkan prinsip dengan regulasi dalam kompetisi tingkat tinggi.