Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jelang Pemilu, Presiden Guyana Umumkan Beasiswa Kuliah Gratis

Bendera Guyana (unsplash.com/Adam Gethin)

Jakarta, IDN Times - Presiden Guyana, Irfaan Ali, mengumumkan pemberian beasiswa kuliah gratis dan pembayaran tunai satu kali sebesar hampir 1.000 dolar AS (Rp15,5 juta) untuk setiap rumah tangga di negara kaya minyak tersebut. Kebijakan tersebut diumumkan menjelang pemilihan umum. 

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program bantuan publik, terutama setelah Guyana menikmati lonjakan ekonomi berkat penemuan ladang minyak besar di pesisir Atlantik.

1. Kebijakan pemotongan tagihan listrik dan upah minimum

Presiden Ali juga berjanji akan memangkas tagihan listrik sebesar 50 persen serta menaikkan upah minimum bulanan dari 350 dolar AS (Rp5,4 juta) menjadi 500 dolar AS (Rp7,7 juta) mulai tahun depan. Kebijakan diharapkan dapat meringankan beban ekonomi masyarakat di tengah biaya hidup yang terus meningkat.

"Kami berada pada posisi yang kuat secara ekonomi untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan ini," ujar Ali dalam pidatonya di parlemen, dikutip dari ABC News.

Dengan latar belakang ekonomi yang terus berkembang, Guyana optimis bahwa langkah-langkah ini akan berdampak positif pada kualitas hidup warga.

Selain pemotongan tagihan listrik, pemerintah juga akan melanjutkan program pembangunan infrastruktur, seperti proyek gas-to-energy senilai 1,9 miliar dolar AS (Rp29,5 triliun) yang dirancang untuk menurunkan biaya energi di masa depan.

2. Dampak ekonomi setelah penemuan ladang minyak

Sejak penemuan ladang minyak besar pada 2015 oleh konsorsium yang dipimpin ExxonMobil, perekonomian Guyana telah tumbuh pesat. Sebelum itu, Guyana dikenal sebagai salah satu negara termiskin di Amerika Selatan, meskipun memiliki cadangan emas, berlian, dan bauksit yang melimpah.

Produksi minyak mulai berlangsung pada Desember 2019, dengan kapasitas produksi saat ini mencapai 645 ribu barel per hari dan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,3 juta barel per hari pada 2027.

"Kami sekarang memiliki ekonomi sebesar 22 miliar dolar AS (Rp342,5 triliun)," ungkap Wakil Presiden Bharrat Jagdeo dalam konferensi pers pasca-sidang parlemen.

Menurut Jagdeo, dengan ekonomi yang kuat ini, Guyana mampu menyerap biaya dari pemberian bantuan tunai satu kali kepada sekitar 264 ribu rumah tangga di seluruh negeri.

3. Upaya mengatasi kenaikan biaya hidup

Salah satu langkah signifikan yang diumumkan pemerintah adalah kembalinya program pendidikan tinggi gratis. Program ini sebelumnya sempat diberlakukan pada 1970-an, namun dihentikan pada awal 1990-an karena tekanan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Dengan menghidupkan kembali program ini, pemerintah Guyana berharap dapat membantu masyarakat dalam menghadapi biaya hidup yang terus meningkat.

"Tawaran beasiswa kuliah gratis adalah bagian dari langkah-langkah baru untuk mengatasi tingginya biaya hidup," kata Jagdeo, dikutip dari Associated Press.

Selain pendidikan, pemerintah juga fokus pada pengembangan infrastruktur, termasuk pembangunan rumah sakit, hotel, sekolah, dan pelabuhan laut dalam pertama di negara tersebut, yang semuanya diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma
EditorSanggar Sukma
Follow Us