Kanada Selidiki Intervensi China di Pemilu yang Menangkan Trudeau

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kanada menugaskan Hakim Marie-Josee Hogue untuk membuka penyelidikan terbuka tentang dugaan campur tangan China asing dalam pemilu pada 2019 dan 2021.
Langkah itu dilakukan pada Kamis (8/9/2023) atas desakan politisi konservatif di parlemen Kanada. Mereka menganggap pemerintahan Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau telah gagal menanggapi tuduhan itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Ottawa menghadapi kritik terkait laporan media bahwa Beijing diduga telah mengintervensi pemilu yang memenangkan Trudeau. Bahkan, China juga dituduh terlibat dalam intimidasi anggota parlemen Partai Konservatif Kanada.
1. Campur tangan asing tidak dapat diterima

Upaya untuk menyelidiki dugaan keterlibatan asing dalam pemilu di Kanada telah dilakukan. Namun, pejabat yang pernah ditunjuk untuk melakukan hal tersebut, David Johnston, resign pada Juni.
Pengunduran diri disebut sebagai upaya menutupi sehingga pemerintah dinilai tidak mau melakukan penyelidikan secara penuh. Tekanan terus dilakukan oleh parlemen konservatif Kanada, yang akhirnya membuat pemerintah menugaskan Marie-Josee Hogue untuk melakukan penyelidikan.
"Campur tangan asing terhadap lembaga demokrasi Kanada tidak dapat diterima," kata Menteri Keamanan Publik, Dominic LeBlanc, dikutip dari Barron's.
"Hakim Hogue akan ditugaskan untuk memeriksa dan menilai campur tangan China, Rusia, dan negara asing serta aktor non-negara lainnya," tambahnya.
Penunjukan Hogue itu dinilai sebagai kemenangan bagi politisi konservatif. Pemerintahan PM Trudeau dianggap gagal karena tidak menanggapi tuduhan itu secara memadai selama berbulan-bulan.
2. China tegaskan tidak ikut campur urusan dalam negeri Kanada
LeBlanc mengatakan, Hogue akan memiliki kewenangan melakukan investigasi yang luas. Dia diharapkan mendapatkan bukti saat melakukan penyelidikan tentang dampak keterlibatan asing pada pemilu 2019 dan 2021.
Dilansir Al Jazeera, China secara konsisten membantah tuduhan bahwa mereka mencampuri urusan dalam negeri Kanada. Beijing menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak memiliki dasar.
Dalam laporan China dinilai telah berusaha ikut campur pemilu. Bahkan, Beijing diduga terlibat dalam kampanye intimidasi terhadap anggota parlemen Partai Konservatif Michael Chong dan keluarganya.
Dugaan intimidasi menuai kecaman dan mendorong Kanada mengusir seorang diplomat China awal tahun ini.
3. Rusia, Iran dan India diduga ikut campur tangan

China dituduh berupaya mendukung Partai Liberal Justin Trudeau untuk mengalahkan politisi konservatif yang dianggap tidak bersahabat dengan Beijing. Tuduhan campur tangan asing dalam pemilu Kanada tidak hanya menyasar China, tapi juga Rusia, Iran dan India.
"China bukan satu-satunya aktor asing yang berupaya melemahkan institusi demokrasi di Kanada atau negara demokrasi Barat lainnya. Tantangan ini tidak hanya terjadi di Kanada," kata LeBlanc dikutip dari Associated Press.
Laporan awal dari penyelidikan akan dirilis pada Februari 2024. Versi akhir dari laporan tersebut diperkirakan bakal rampung dan diterbitkan pada tahun berikutnya.
Hubungan Kanada-China telah memburuk sejak 2018. Ini terjadi saat Beijing menahan mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor. Langkah itu dilakukan setelah Ottawa menangkap Meng Wanzhou, kepala keuangan Huawei sekaligus putri pendiri perusahaan teknologi raksasa China tersebut.