Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puluhan Tahun, Seribuan Anak Inggris Dieksploitasi Seksual di Telford

Ilustrasi pelecehan terhadap anak. (Pixabay.com/geralt)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 1.000 anak di Kota Telford, Inggris telah dieksploitasi secara seksual selama beberapa dekade. Hal itu terungkap dalam sebuah laporan yang dikerjakan tiga tahun dan dirilis pada Selasa (12/7/2022).

Laporan ini menyelidiki kasus anak-anak dieksploitasi secara seksual sejak 1989. Laporan itu menyampaikan adanya kegagalan dari pihak berwenang dalam menangani kasus pelecehan seksual, yang membuat orang menjadi lebih berani dalam melakukan pelecehan.

1. Anak-anak ditawari imbalan agar mau melakukan aktivitas seksual

Ilustrasi pelecehan. (Pixabay.com/Alexas_Fotos)

Melansir Sky News, laporan tersebut menyampaikan bahwa para pria yang memiliki niat buruk akan mencari gadis-gadis. Para gadis remaja dibujuk untuk melakukan aktivitas seksual dengan ditawari imbalan tumpangan, alkohol, dan rokok untuk mereka.

Mengenai tindakan itu anak-anak diyakini untuk percaya hal itu adalah perilaku yang biasa. Seringkali anak perempuan yang berhasil dikelabui dibawa ke lokasi terpencil pada malam hari dan diancam akan ditinggalkan, kecuali ingin melakukan aktivitas seksual, dan bahkan bisa diperkosa oleh sekelompok orang.

Tom Crowther, seorang pengacara yang memimpin penyelidikan ini menyampaikan adanya penderitaan yang mengerikan dalam generasi anak-anak yang disebabkan eksploitasi seksual anak.

"Korban dan penyintas berulang kali mengatakan kepada penyelidikan bagaimana, ketika mereka masih anak-anak, pria dewasa bekerja untuk mendapatkan kepercayaan mereka sebelum dengan kejam mengkhianati kepercayaan itu, memperlakukan mereka sebagai objek atau komoditas seksual. Anak-anak yang tak terhitung jumlahnya diserang secara seksual dan diperkosa," kata Crowther, yang dilansir dari The Guardian.

2. Kegagalan polisi dalam merespons kasus pelecehan terhadap anak

Ilustrasi polisi. (Unsplash.com/Ethan Wilkinson)

Melansir Sky News, penyelidikan menemukan bahwa kepolisian di Mencia Barat, yang menangani wilayah Telford, mengalami kegagalan dalam menangani kasus pelecehan terhadap anak. Ini termasuk kasus Lucy Lowe, yang meninggal pada usia 16 tahun, ketika pelaku membakar rumahnya. Ibu dan saudara perempuannya juga tewas dalam kejadian itu.

Remaja perempuan itu merupakan korban pelecehan dari Azhar Ali Mehmood, yang membuatnya melahirkan anaknya pada usia 14 tahun. Kasus itu membuat pelaku dipenjara pada 2001, tapi hanya karena pembunuhan, sementara kasus pelecehan seksual tidak ditindak.

Dalam penyelidikan ini diketahui bahwa kasus Lowe banyak diketahui murid sekolah tertentu. Hal itu membuat anak-anak merasa terintimidasi untuk melaporkan pelecehan karena takut mengalami seperti Lowe. Hal itu telah dimanfaatkan oleh pelaku sebagai ancaman terhadap anak-anak.

"Lembaga-lembaga penting Telford mengetahui adanya pelecehan seksual yang terus terjadi kepada anak-anak, tapi tidak mengambil tindakan," tulis laporan tersebut.

Pada 1990-an, orang-orang yang bekerja dengan anak-anak, termasuk petugas polisi, pekerja sosial pemuda, dan guru, telah menyerukan keprihatinan mengenai kasus kekerasan seksual yang terus terjadi pada anak-anak yang hilang. Akan tetapi, kepolisian Mencia Barat tidak serius menanggapi kekhawatiran tersebut.

Kepolisian dalam laporan itu juga dikecam akibat tidak mengambil tindakan tepat dalam beberapa penyelidikan karena takut dianggap rasis pada etnis tertentu.

3. Kepolisian meminta maaf

Ilustrasi polisi. (Unsplash.com/Ethan Wilkinson)

Pihak berwenang akan dimintai pertanggungjawaban kepada para korban, penyintas, dan masyarakat luas, atas respons mereka dalam menangani laporan kekerasan seksual. Crowther mengatakan pihaknya akan meninjau tindakan kepolisian.

Richard Cooper, asisten kepala polisi Mercia Barat, telah memberikan tanggapan atas laporan itu dan menyampaikan permintaan maaf karena tidak dapat bertindak sesuai yang diharapkan.

"Saya ingin meminta maaf. Maaf untuk para penyintas dan semua yang terkena dampak eksploitasi seksual anak di Telford. Meskipun tidak ada temuan korupsi, tindakan kami jauh dari bantuan dan perlindungan yang seharusnya Anda dapatkan dari kami, itu tidak dapat diterima, kami mengecewakan Anda."

“Penting bagi kita sekarang untuk merenungkan secara kritis dan hati-hati isi laporan dan rekomendasi yang telah dibuat. Kami sekarang memiliki tim yang didedikasikan untuk mencegah dan menangani eksploitasi anak.”

Dewan Telford dan Wrekin juga meminta maaf kepada para korban dan penyintas atas rasa sakit yang mereka alami. Mereka juga mengecam eksploitasi seksual anak sebagai kejahatan keji.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us