Ribuan Bangunan Runtuh saat Gempa, Turki Selidiki 612 Orang

Jakarta, IDN Times - Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, mengumumkan investigasi terhadap 612 orang yang diduga bertanggung jawab atas runtuhnya ribuan bangunan saat gempa bumi yang melanda negara itu.
Dari jumlah tersebut, 184 orang di antaranya telah ditangkap dan sedang menunggu persidangan. Mereka yang secara resmi ditangkap di antaranya adalah 79 kontraktor konstruksi, 74 orang yang bertanggung jawab secara hukum atas bangunan, 13 pemilik properti, dan 18 orang yang telah melakukan perubahan pada bangunan.
Gempa bermagnitudo 7,8 dan 7,6 yang mengguncang Turki pada 6 Februari lalu telah menyebabkan lebih dari 160 ribu bangunan runtuh atau rusak parah.
"Deteksi bukti di gedung terus berlanjut sebagai dasar penyelidikan kriminal," ungkap Bozdag pada Sabtu (25/2/2023), dikutip Al Jazeera.
1. Banyak bangunan roboh akibat pembangunan yang korup
Bersamaan dengan penangkapan tersebut, banyak warga Turki yang mengungkapkan kemarahannya atas apa yang mereka lihat sebagai praktik pembangunan yang korup dan perkembangan kota yang cacat. Partai oposisi menuding pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah gagal menegakkan regulasi bangunan.
Para ahli mengatakan, banyak bangunan yang roboh itu dibangun dengan bahan dan metode yang memiliki mutu lebih rendah, sehingga seringkali tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah.
Dalam investigasi tersebut, walikota distrik Nurdagi di provinsi Gaziantep, Okkes Kavak, menjadi salah satu orang yang diselidiki dalam kasus tersebut. Okkes dikatakan telah gagal memastikan inspeksi konstruksi.
2. Jumlah korban terus bertambah

Gempa yang menjadi bencana terburuk dalam sejarah modern Turki itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 44 ribu jiwa di negara itu. Sedangkan, jumlah seluruh korban jika ditotalkan dengan Suriah telah mencapai lebih dari 50 ribu jiwa.
Hampir tiga minggu sejak bencana, belum ada laporan final mengenai jumlah korban tewas, jumlah korban yang mungkin masih terperangkap di bawah reruntuhan juga belum dapat dipastikan. Seorang petugas pemadam kebakaran di Antakya mengatakan hingga kini bagian tubuh terus ditemukan setiap harinya.
Otoritas manajemen bencana Turki mengatakan, hampir dua juta orang telah kehilangan tempat tinggal akibat bencana tersebut. Kini mereka ditempatkan di tenda-tenda, rumah kontainer, dan fasilitas lainnya. Pihaknya menambahkan, lebih dari 335 ribu tenda telah didirikan di zona gempa dan permukiman rumah kontainer didirikan di 130 lokasi.
3. Kepala Program Pangan Dunia PBB ungkap kondisi gempa

Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP), David Beasley, mengungkap dirinya dihadapkan dengan adegan apokaliptik saat mengunjungi daerah terdampak gempa di Turki selatan. Dia juga menyebut situasi di wilayah tersebut tidak bisa dipahami.
"Hanya ada satu cara untuk menggambarkan apa yang saya lihat hari ini, (yakni) apokaliptik. Seluruh lingkungan telah diratakan, rumah hancur, sekolah dan toko tutup, hidup tercabik-cabik. Skala kehancuran di sini benar-benar tidak dapat dipahami," ungkap Beasley, dikutip dari The Straits Times.
Dalam kesempatan itu, Beasley juga mengunjungi pusat logistik PBB yang menampung truk-truk makanan dan pasokan darurat lainnya. Dia menyerukan semua pihak untuk memfasilitasi akses pemberian bantuan, terutama di wilayah barat laut Suriah, yang dikendalikan oleh kelompok oposisi.