Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Resmi Hapus Taliban dari Daftar Teroris  

Ilustrasi Bendera Rusia. (pixabay.com/IGORN)

Jakarta, IDN Times - Mahkamah Agung (MA) Rusia menghapus Taliban dari daftar organisasi teroris pada Kamis (17/4/2025). Keputusan ini mencabut status teroris yang telah disandang kelompok tersebut sejak 2003.

Penghapusan status teroris Taliban berlaku segera setelah MA mengabulkan permohonan dari kantor Jaksa Agung Rusia. Status baru ini membuka peluang hubungan bisnis dan investasi antara Rusia dan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.

Meski belum ada negara yang secara resmi mengakui Taliban sebagai pemerintah sah Afghanistan, Rusia telah membuka jalur komunikasi dengan kelompok tersebut sejak 2015. Moskow juga tetap mengoperasikan kedutaannya di Kabul setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada 2021.

1. Kerja sama memberantas narkoba dan terorisme

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Moskow bertujuan membangun hubungan saling menguntungkan dengan Afghanistan. Rencana ini juga telah diisyaratkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada Oktober 2024. 

"Rusia akan bekerja sama dengan Afghanistan di berbagai area seperti pemberantasan narkoba dan terorisme," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir Middle East Eye. 

Melansir NHK, Menteri Luar Negeri Taliban, Mawlawi Amir Khan Muttaqi, mengapresiasi keputusan tersebut. Menurutnya, pencabutan status teroris menghilangkan hambatan terakhir menuju kerja sama politik dan ekonomi yang lebih besar antara kedua negara.

Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah menandatangani dekrit yang memungkinkan penghapusan Taliban dari daftar teroris. Putin bahkan menyebut Taliban sebagai sekutu dalam upaya memerangi terorisme. Gestur ini menandakan perubahan drastis dalam sikap Rusia terhadap kelompok tersebut.

2. Taliban pernah mendukung pejuang Chechen

Hubungan Rusia dan Taliban dulunya diwarnai konflik. Selama Perang Chechnya kedua (1999-2009), Taliban aktif mendukung pejuang Chechen melawan Moskow, baik secara finansial maupun persenjataan.

Rusia kemudian memasukkan Taliban ke daftar organisasi teroris pada 2003. Status ini membuat anggota Taliban yang masuk wilayah Rusia seharusnya ditangkap dan dijatuhi hukuman hingga 20 tahun penjara.

Melansir DW,  pemimpin spiritual Afghanistan, Mullah Omar, pernah mengajak Rusia bekerja sama melawan Amerika Serikat pada 2001. Mantan kepala staf kepresidenan Rusia, Sergei Ivanov, mengungkapkan bahwa Kremlin saat itu menolak tawaran tersebut dengan jawaban kasar.

Namun sejak 2016, tidak ada anggota Taliban yang ditangkap saat masuk Rusia meski secara hukum dilarang. Perwakilan Taliban bahkan telah beberapa kali mengunjungi Moskow dan St. Petersburg untuk berbagai pertemuan.

3. Kepentingan bersama melawan ISIS-K

Rusia dan Taliban kini punya kepentingan bersama melawan kelompok afiliasi ISIS di wilayah tersebut, yaitu Islamic State Khorasan Province (ISIS-K). Kelompok ini telah melakukan serangan mematikan baik di Afghanistan maupun Rusia.

Serangan teror pada Maret 2024 di gedung konser dekat Moskow menewaskan 145 orang dan diklaim oleh ISIS. Intelijen AS menyebut bahwa ISIS-K bertanggung jawab atas serangan itu.

Melansir Al Jazeera, beberapa negara Asia lain juga telah meningkatkan hubungan dengan Taliban. Kazakhstan menghapus Taliban dari daftar teroris pada 2023, diikuti Kyrgyzstan tahun berikutnya. China, India, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Iran kini memiliki kedutaan di Kabul.

Namun negara-negara Barat masih enggan memberi pengakuan penuh pada Taliban. Hal ini terutama karena kebijakan Taliban yang sangat represif terhadap perempuan, seperti penutupan sekolah dan pembatasan gerak mereka tanpa pendamping laki-laki, dilansir The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us