Ukraina Desak Uni Eropa Sanksi Bangladesh soal Impor Gandum Curian

- Ukraina menuduh Rusia mencampur gandum dari wilayah pendudukan dengan gandum Rusia dan mengekspornya ke Bangladesh.
- Ukraina akan meminta UE memberlakukan sanksi terhadap perusahaan dan pejabat Bangladesh yang terlibat dalam impor gandum curian.
- Perdagangan gandum curian memperburuk hubungan diplomatik antara Bangladesh dan negara-negara Barat serta dapat berdampak besar pada perdagangan Bangladesh dengan UE.
Jakarta, IDN Times - Ukraina akan meminta Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksi terhadap entitas Bangladesh yang diduga mengimpor gandum dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Langkah ini diambil setelah peringatan Kiev gagal menghentikan perdagangan tersebut, menurut pernyataan seorang diplomat senior Ukraina di Asia Selatan.
Rusia telah menguasai sebagian wilayah pertanian Ukraina di selatan sejak 2014. Kiev menuduh Moskow mencuri gandum dari wilayah pendudukan bahkan sebelum invasi besar pada 2022. Sebaliknya, pejabat Rusia menyatakan wilayah itu kini bagian sah dari Rusia.
1. Tuduhan pencurian gandum oleh Rusia
Ukraina menuding Rusia mencampur gandum dari wilayah pendudukan seperti Sevastopol, Kerch, dan Berdiansk dengan gandum dari Rusia, lalu mengekspornya lewat pelabuhan Kavkaz. Berdasarkan dokumen Kedutaan Ukraina di New Delhi kepada Kementerian Luar Negeri Bangladesh, lebih dari 150 ribu ton gandum curian dikirim ke Bangladesh antara November 2024 dan Juni 2025.
Kiev telah mengirim empat surat peringatan yang mencantumkan nama dan nomor registrasi kapal kepada otoritas Bangladesh.
“Perdagangan gandum curian ini tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga memperburuk penderitaan kemanusiaan di Ukraina,” kata seorang diplomat Ukraina di Asia Selatan yang meminta identitasnya dirahasiakan, dilansir The Business Standard.
Ia memperingatkan bahwa Bangladesh berisiko menghadapi konsekuensi serius jika terus menerima pengiriman tersebut. Pemerintah Bangladesh membantah tuduhan tersebut, namun Ukraina menegaskan bahwa aktivitas impor tetap berlangsung. Wilayah pendudukan Rusia (di luar Krimea) menyumbang sekitar 3 persen dari total panen gandum Rusia pada 2024.
2. Desakan sanksi kepada Uni Eropa
Ukraina berencana membawa isu ini ke UE dan meminta sanksi terhadap perusahaan serta pejabat Bangladesh yang terlibat.
“Setiap keterlibatan yang terbukti dalam pengangkutan gandum curian dapat menjadi dasar untuk tindakan pembatasan di masa depan,” ujar diplomat Ukraina, dikutip Devdiscourse.
UE telah menyatakan kesediaannya mempertimbangkan sanksi. Juru bicara UE menegaskan bahwa tindakan bisa dikenakan terhadap individu maupun perusahaan yang terlibat. Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, UE telah menerapkan sanksi berulang terhadap Rusia, termasuk larangan ekspor energi dan hasil pertanian.
Langkah ini selaras dengan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) pada April 2025 terhadap jaringan yang memasok gandum curian Ukraina ke kelompok Houthi di Yaman. Sanksi tersebut menyasar kapal dan pihak yang mengangkut gandum dari pelabuhan Rusia, dilansir Ukrainska Pravda.
3. Dampak perdagangan gandum curian
Perdagangan gandum curian ini dinilai memperburuk hubungan diplomatik antara Bangladesh dan negara-negara Barat. Menurut Rusagrotrans, perusahaan pengangkut gandum Rusia, Bangladesh adalah pembeli terbesar keempat pada Mei 2025, yang menunjukkan volume transaksi yang signifikan. Namun pemerintah Bangladesh bersikeras tidak mengetahui asal usul gandum tersebut dan menyangkal tuduhan keterlibatan.
Kiev berharap tekanan dari UE akan memaksa Dhaka menghentikan impor gandum dari pelabuhan Rusia dan mematuhi hukum internasional. Bila sanksi diterapkan, hal ini dapat berdampak besar pada perdagangan Bangladesh dengan UE, salah satu pasar ekspor utamanya, dilansir RBC-Ukraine.