Ada Aksi 1812 di Istana, Cibiran untuk FPI Trending Twitter

Jakarta, IDN Times - Demonstrasi massa Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas yang menyebut sebagai Aksi 1812 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/12/2020), mendapat cibiran warganet di media sosial Twitter.
Seperti #KerumunanFPIJilid2, Jogja Damai Tanpa MRS dan #FPIFrontPakarIntoleran, terpantau menjadi tren di Twitter hingga pukul 14.30 WIB.
Perlu diketahui, aksi 1812 merupakan demonstrasi dari massa FPI dan sejumlah ormas yang menuntut pembebasan Pemimpin FPI Rizieq Shihab, dan mendesak agar kasus kematian enam anggota laskar FPI agar dituntaskan.
1. Warganet heran Rizieq Shihab salah namun tetap dibela

Salah satu akun yang meramaikan #KerumunanFPIJilid2 adalah akun ndeso_ngapak @bwd_12. Cuitannya sejak tujuh jam lalu meminta demonstran dibubarkan.
"Jangan sampe terjadi penularan kofit makin banyak," tulis dia.
Ia juga menggungah foto yang bertuliskan FPI telah bertindak semena-mena dan tidak mau mematuhi proses hukum. Cuitannya hingga saat ini mendulang 39 komentar, 35 retweet, dan 112 likes.
2. FPI dinilai sebagai ormas intoleran dan radikal

#FPIFrontPakarIntoleran juga ramai di Twitter. Tagar ini didahului dengan kalimat "Basmi Kovid Hancurkan FPI".
Bahkan, akun Seruan H7 @seruanhl tiga jam lalu juga menyatakan FPI adalah bibit radikalis dan terorisme di Indonesia.
Sementara, akun Pujangga the GreatFace with medical mask @Great_Pujangga menuliskan, "Para Pengagum Politik Identitas Siap Jadi Sandaran Kursi Dech. Sudah Ketebak! Tampang Itu2 Aja, Asalnya pun Jelas kok. Intinya Masa Bodo Dibilang Sales Agama Atau Ayat, yg Penting Laku Kerass ! Dasar Aspal ! #NowOrNever," tulisnya diakhiri #FPIFrontPakarIntoleran.
3. Demo FPI dibubarkan polisi

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengambil tindakan tegas dengan membubarkan paksa massa aksi 1812 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/12/2020).
Bahkan, ia memberikan instruksi kepada anggotanya, untuk menangkap massa pendukung Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab itu, yang mencoba melawan petugas saat ditertibkan.
Pantauan IDN Times hingga pukul 14.18 WIB, polisi sudah menangkap 11 orang yang diduga melakukan perlawanan saat ditertibkan. Semuanya dibawa polisi berbaju sipil untuk segera diamankan.
4. FPU buka suara perihal tudingan terorisme

Menanggapi tudingan perihal eks anggota FPI terkait dengan terorisme, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman buka suara. Menurut dia, 37 mantan anggota FPI itu merupakan tindakan personal yang tak bisa disangkutpautkan dengan organisasi.
"Ya itu kan tindakan personal, kalau kita menghakimi itu, menanggap itu adalah kebijakan organisasi," ujar dia dalam program Mata Najwa yang tayang di Trans7, Rabu, 16 Desember 2020.
Munarman mengatakan kasus kriminal mantan anggota FPI tak bisa dibebankan pada organisasinya, jika seseorang itu sudah lepas dari organisasi tersebut. Hal itu pun berlaku di organisasi yang menaunginya.
"Kalau hukum itu tanggung jawabnya personal, tidak bisa dibebankan kepada organisasi," ujar dia.
Munarman juga menegaskan, FPI sebagai sebuah organisasi sudah melarang hal-hal kriminal yang melibatkan anggotanya. "Oleh karena itu dalam kartu anggota setiap anggota FPI dilarang itu menggunakan kekerasan," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto menyebutkan, 37 anggota atau eks anggota FPI diduga masuk sejumlah jaringan teroris, dan terlibat langsung dalam sejumlah aksi terorisme di Indonesia.
"Saya buka datanya ada 37 anggota FPI atau dulunya anggota FPI yang kemudian gabung dengan JAD (Jamaah Ansharut Daulah), MIT (Mujahidin Indonesia Timur) dan sebagainya, yang terlibat aksi teror," kata Benny seperti dikutip dalam wawancara di kanal YouTube Medcom.id, Selasa, 15 Desember 2020.
Namun, Benny mengatakan, hal itu disampaikan dalam kapasitas ia sebagai peneliti di pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme Universitas Indonesia (UI), bukan sebagai Ketua Harian Kompolnas.
"Begini, sebetulnya saya ngomong itu dalam kapasitas sebagai peneliti, di pusat riset ilmu kepolisian terorisme UI, di sana yang mengolah data-data itu, bukan kapasitas sebagai Kompolnas," kata Benny kepada IDN Times, Rabu, 16 Desember 2020.