BEM UI Sindir Bahlil, Pasang Spanduk Tawarkan Jasa Kilat Jadi Doktor

- BEM UI memasang spanduk sindiran terkait gelar doktor Bahlil Lahadalia
- BEM UI tak takut pada sanksi, mengkritik fenomena kilatnya peraihan gelar doktor
- Sentak Akademik UI membentuk tim investigasi terkait polemik gelar doktor Bahlil
Jakarta, IDN Times - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) pada Senin (3/11/2024) memasang spanduk yang berisi sindiran bagi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Spanduk dengan latar belakang warna kuning berisi penawaran jasa bagi masyarakat yang ingin bisa meraih program doktor dalam waktu cepat. Bahlil belum lama ini berhasil meraih gelar doktor dalam kurun waktu 1 tahun dan 8 bulan.
"Jasa kilat gelar akademik UI. Testimoni (dari) Bahlil Lahadalia +6284717 8390. #NegoSampaiJadi," demikian isi spanduk yang dipasang oleh BEM UI di area ketibaan di Stasiun UI.
Di dalam spanduk itu juga terpampang foto Ketua Umum Partai Golkar itu yang tengah mengenakan jas dan dasi warna biru. Pemasangan spanduk itu kemudian diabadikan dalam bentuk video dan diunggah ke akun media sosial BEM UI.
"Hallo, UI dan Indonesia! Gelar akademik adalah simbol integritas dan perjuangan panjang, bukan komoditas yang bisa dibeli secara instan. Apa yang terjadi jika orang-orang menganggapnya remeh dan membuat pendidikan seolah menjadi bahan jualan?" demikian tulis BEM UI di akun media sosial dan dikutip pada Rabu (6/11/2024).
Apakah ada respons dari internal UI terhadap spanduk tersebut?
1. Rektorat UI belum merespons spanduk berisi sindiran yang ditujukan untuk Bahlil

Staf aksi dan propaganda BEM UI 2024, Daffa Intanio Mahmud mengaku hingga kini pihak kampus belum memberikan respons atas konten spanduk berisi sindiran yang ditujukan kepada Bahlil. Ia pun mengatakan BEM UI tidak takut seandainya bakal mengalami sanksi seperti yang terjadi di BEM FISIP Universitas Airlangga, Surabaya.
BEM FISIP di Unair sempat dibekukan oleh Dekan Unair. Kebijakan itu diambil usai BEM FISIP memasang spanduk dan karangan bunga sebagai respons pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai presiden serta wakil presiden.
Namun, di dalam spanduk itu tidak berisi ucapan selamat. Melainkan sindiran. Di dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar HAM dan profesor IPK 2,3 sebagai presiden dan wakil presiden yang lahir dari rahim haram konstitusi.' Menurut Daffa, spanduk yang dipasang oleh BEM UI mewakili suara masyarakat.
"Kami belum mendapatkan respons dan konfirmasi lagi dari pihak kampus. Yang pasti BEM UI akan selalu mengkritik isu apapun yang menjadi keresahan masyarakat, khususnya mahasiswa. Kami gak pernah takut," ujar Daffa ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada hari ini.
2. BEM khawatir gelar akademik di UI mudah diperjualbelikan

Lebih lanjut, Daffa mengatakan spanduk itu dibuat karena mahasiswa dan sivitas akademika resah dengan fenomena kilatnya Bahlil bisa meraih gelar doktor. Mereka khawatir bakal kehilangan kehormatan akademik dalam proses meraih gelar doktor di program Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG). BEM UI, kata Daffa, sudah mencium sejumlah kejanggalan dalam proses peraihan gelar doktor Bahlil.
"Salah satunya karya tulis yang ditulis Pak Bahlil sempat dimuat di salah satu jurnal predator. Ini menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas mengenai karya itu," katanya.
Di sisi lain, kata Daffa, untuk membuat karya tulis membutuhkan waktu dan konsentrasi penuh. Sedangkan, Bahlil bisa menyelesaikan program doktor dalam waktu cepat meskipun masih menduduki jabatan publik.
"Bagaimana bisa melakukan riset di tengah kesibukan Beliau sebagai menteri dan ketua umum partai. Kalau memang itu semua dilakukan dengan jerih payahnya sendiri, kan bisa membagi testimoninya kepada kami," tutur dia.
3. Senat akademik lakukan investigasi soal polemik gelar doktor Bahlil

Sementara, Senat Akademik UI akhirnya melakukan investigasi terkait polemik gelar doktor bagi Bahlil. Keputusan itu diambil usai digelar rapat komite di Gedung Pusat Administrasi UI pada pertengahan Oktober 2024 lalu.
"Kami putuskan untuk bentuk tim investigasi dengan Senat Akademik," ujar Ketua Dewan Guru Besar Harkristuti Harkrisnowo kepada IDN Times melalui telepon pada 19 Oktober 2024 lalu.
Ia menilai ada kejanggalan dalam proses Bahlil untuk bisa meraih gelar doktor di UI. Sebab, Bahlil bisa lulus S3 dalam waktu 1 tahun dan 8 bulan. Sementara, di waktu bersamaan, Bahlil juga merupakan pejabat publik.
"Kami kan semuanya menjadi promotor ya. Kami tahu beratnya menjadi promotor dan promovendus (mahasiswa program doktoral). Tidak pernah ada mahasiswa yang kami bimbing yang secepat itu selesainya (program doktor)," katanya.
Ia pun tak menampik kilatnya proses gelar doktor bagi Bahlil merupakan sejarah baru di UI. Bahlil sendiri berhasil meraih gelar doktor dengan nilai cumlaude. Ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia."