HUT Bhayangkara, KontraS Catat 792 Orang Korban Kekerasan Polisi
- 792 korban kekerasan dalam setahun periode Juli 2023-Juni 2024
- 645 peristiwa kekerasan melibatkan anggota Polri, dengan 754 korban luka dan 38 korban tewas
- Polres terbanyak dengan 421 peristiwa kekerasan, Satreskrim terlibat dalam 341 peristiwa
Jakarta, IDN Times - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat ada sebanyak 792 korban kekerasan selama setahun dalam periode Juli 2023-Juni 2024.
KontraS menemukan, angka peristiwa kekerasan dan dugaan pelanggaran HAM oleh kepolisian meningkat. Laporan tersebut disampaikan terkait momen Hari Bhayangkara ke 78 yang diperingati setiap 1 Juli 2024.
"Sepanjang Juli 2023-Juni 2024, tercatat 645 peristiwa kekerasan yang melibatkan anggota Polri. Sebanyak 645 peristiwa kekerasan tersebut mengakibatkan 754 korban luka dan 38 korban tewas," kata KontraS dalam Diskusi Peluncuran Laporan Hari Bhayangkara KontraS 2024 di kantor KontraS, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2024).
1. Ada 341 peristiwa kekerasan di Satreskrim
Dari laporan lengkap KontraS, dijelaskan bahwa polres menjadi institusi terbanyak dengan 421 peristiwa kekerasan, polsek 24 peristiwa, dan polda 96 peristiwa.
Pemantauan KontraS juga menunjukkan satuan yang paling banyak terlibat dalam peristiwa kekerasan adalah Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) sebanyak 341 peristiwa.
Mayoritas peristiwa kekerasan yang didokumentasikan terjadi dalam rangka penindakan terhadap tersangka atau terduga pelaku tindak pidana.
2. KontraS dokumentasikan 35 peristiwa extrajudicial killing
Selain memotret peristiwa kekerasan secara umum, sepanjang Juli 2023-Juni 2024 KontraS juga mendokumentasikan 35 peristiwa extrajudicial killing yang menewaskan 37 orang.
Jumlah peristiwa extrajudicial killing yang terjadi juga mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya walau jumlah korbannya berkurang
3. KontraS catat 75 peristiwa pelanggaran terhadap kebebasan sipil
Dalam periode waktu itu, KontraS juga mencatat 75 peristiwa pelanggaran terhadap kebebasan sipil yang meliputi tindakan pembubaran paksa sebanyak 36 kali, penangkapan sewenang-wenang sebanyak 24 kali, dan tindakan intimidasi sebanyak 20 kali.
