Negara Baltik: Gencatan Senjata di Ukraina adalah Ancaman

Jakarta, IDN Times - Negara Baltik (Lithuania, Latvia, Estonia) menyebut bahwa gencatan senjata di Ukraina adalah ancaman. Mereka mengklaim situasi ini akan meningkatkan ancaman militer Rusia di dekat perbatasan.
Belakangan ini, ketiga negara Baltik telah meningkatkan anggaran pertahanan untuk memenuhi ambang batas minimal NATO. Mereka juga berniat meningkatkan kapabilitas militer demi mencegah ancaman serangan Rusia.
Pada Februari, negara-negara Baltik menolak penarikan tentara Amerika Serikat (AS) dari Eropa. Presiden Lithuania, Gitanas Nauseda, mengklaim bahwa belum ada tanda-tanda rencana penarikan tentara AS dari Eropa, termasuk Baltik.
1. Klaim Rusia berkesempatan membangun kembali militernya
Menteri Pertahanan (Menhan) Lithuania, Dovile Sakaliene, mengungkapkan bahwa Rusia memiliki rencana lebih besar setelah berakhirnya perang di Ukraina. Mereka berencana memperbesar jumlah tentaranya.
"Gencatan senjata di Ukraina akan memberikan kesempatan bagi Rusia untuk meningkatkan militernya hingga berjumlah 1,5 juta personel. Mereka juga akan mengerahkan pasukan barunya di utara dan menambah personel di perbatasan Finlandia dan Baltik hingga dua kali lipat," ungkap Sakaliene pada Minggu (30/3/2025), dilansir TVP World.
Sementara itu, Menhan Estonia Hanno Pevkur mengatakan, Rusia sudah menerjunkan 600 ribu personel di Ukraina. Setelah gencatan senjata, mereka akan dikirimkan ke beberapa lokasi.
"Orang-orang ini tidak akan dikembalikan ke beberapa tempat di Rusia untuk menanam jagung atau melakukan hal lainnya. Mereka akan memilih bergabung dalam militer yang memiliki gaji lebih besar dibanding sektor lainnya," tuturnya.
2. Estonia setuju cabut hak warga Rusia-Belarus dalam pemilu lokal

Pekan ini, Parlemen Estonia menyetujui amandemen konstitusi untuk mencabut hak dari warga selain Uni Eropa (UE), termasuk Rusia dan Belarus, dalam partisipasi pemilihan umum (pemilu) lokal.
"Keputusan di dalam kehidupan lokal warga Estonia tidak akan dipengaruhi oleh penduduk dari negara agresor. Namun, kami akan memutuskan sesuai dengan kepentingan kami sendiri," tutur Perdana Menteri Estonia, Kristen Michal, dikutip The Kyiv Independent.
Dengan persetujuan ini, maka warga selain UE, termasuk warga tanpa kewarganegaraan, masih diperbolehkan memilih pada pemilu lokal tahun ini, tapi tidak untuk periode berikutnya. Namun, warga tanpa kewarganegaraan masih berkesempatan menjadi warga negara Estonia.
Pada 2022, Estonia hanya berpenduduk 1,3 juta jiwa. Terdapat sekitar 322.700 etnis Rusia di Estonia dan 90 ribu di antaranya masih memegang kewarganegaraan Rusia.
3. Gereja Vilnius adakan acara untuk doakan tentara AS yang hilang
Sakaliene mengungkapkan bahwa Gereja Katedral Vilnius sudah menyelenggarakan acara khusus untuk mendoakan keselamatan dari empat tentara AS yang hilang di fasilitas latihan tempur Pabrade.
"Kami mengorganisir doa bersama pada Minggu sore. Ini sangat penting bagi kami karena kami adalah negara yang sangat Katolik. Kami memiliki acara khusus untuk mendoakan tentara AS yang hilang dan kami berharap yang terbaik," terang Sakaliene, dilansir LRT.
Keempat tentara AS tersebut berada di dalam kendaraan M88 Hercules. Sementara, tank M88 Hercules ditemukan tenggelam sekitar 5 meter di dalam air. Namun, belum diketahui kondisi tentara yang hilang.