Kanada Klaim Gagalkan Rencana Iran Bunuh Mantan Menteri

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP) mengklaim menggagalkan upaya Iran untuk membunuh mantan Menteri Kehakiman Irwin Cotler. Laporan pembunuhan ini disampaikan oleh pusat Raoul Wallenberg Center for Human Right, yang dipimpin Cotler pada Senin (18/11/2024).
Cotler pernah menjabat sebagai menteri kehakiman dan jaksa agung periode 2003-2006. Ia juga menjadi anggota parlemen Kanada sepanjang 1999-2015. Saat ini, dia telah pensiun dari dunia politik, tapi tetap aktif di banyak organisasi yang memperjuangkan hak asasi manusia di seluruh dunia.
1. Tersangka rencana pembunuhan telah dilacak

Menurut Globe and Mail, Cotler telah diberitahu pada 26 Oktober bahwa ia menghadapi ancaman pembunuhan dalam waktu 48 jam dari agen Iran. Pihak berwenang telah melacak dua tersangka terkait rencana pembunuhan itu.
"Cotler tidak memiliki pengetahuan atau rincian mengenai penangkapan yang dilakukan,” kata Brandon Golfman, juru bicara Raoul Wallenberg Center for Human Right, dikutip dari VOA News.
Juru bicara dari Menteri Keamanan Publik, Dominic LeBlanc, tidak dapat memberikan informasi spesifik karena alasan keamanan.
Menteri Inovasi, Sains, dan Industri Francois-Philippe Champagne mengatakan rencana itu sangat memprihatinkan.
Cotler juga masuk dalam daftar target pembunuhan pada 2022. Hal itu terungkap dari hasil penyelidikan pihak berwenang Amerika Serikat (AS) atas operasi pembunuhan bayaran Iran di New York yang menargetkan aktivis hak asasi manusia Masih Alinejad.
2. Pengkritik rezim Iran
Sejak perang 7 Oktober 2023, RCMP telah memberi perlindungan untuk Cotler, yang beragama Yahudi dan pendukung kuat Israel. Dia diberikan kendaraan antipeluru, dijaga petugas bersenjata lengkap, dan memperoleh langkah-langkah keamanan lainnya untuk perlindungan.
Mantan menteri itu merupakan kritikus yang vokal terhadap Teheran. Ia menyarankan secara global agar Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dimasukkan dalam daftar teroris. Kanada secara resmi memasukkan IRGC sebagai entitas teroris pada Juni tahun ini.
Kanada menganggap Iran secara konsisten mengabaikan hak asasi manusia baik di dalam maupun di luar Iran, dan mengganggu tatanan berbasis aturan internasional.
Sebagai seorang pengacara, Cotler juga mewakili tahanan politik dan pembangkang Iran. Putrinya, Michal Cotler-Wunsh adalah seorang politikus dan diplomat Israel yang sebelumnya menjabat sebagai anggota parlemen Israel.
3. AS tuduh Iran berusaha bunuh Donald Trump

Awal bulan ini, AS telah mendakwa Farhad Shakeri, seorang warga negara Afghanistan atas dugaan terkait dengan rencana Teheran untuk membunuh Donald Trump, sebelum ia terpilih kembali sebagai presiden AS. Shakeri saat ini belum ditangkap dan diyakini berada di Iran, dilansir dari BBC.
Dua orang lainnya telah ditangkap di AS atas dugaan merencanakan pembunuhan seorang jurnalis yang merupakan kritikus vokal Iran.
Esmaeil Baghaei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menganggap tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar. Baghaei mengatakan AS telah melancarkan tuduhan serupa di masa lalu, yang kemudian terbukti tidak benar. Dia menambahkan tuduhan itu berisiko semakin memperumit masalah antara kedua negara.